Senin, 13 April 2015

Keindahan Kota Maumere



Tinjauan
Sebagai ibu kota Kabupaten Sikka di beranda timur Pulau Flores, Maumere adalah tempat menarik untuk Anda berlibur. Selain itu, Maumere juga adalah titik keberangkatan yang tepat untuk Anda mengawali petualangan menyusuri Pulau Flores. Maumere memiliki hamparan bukit dan gunung yang berbaris beralaskan lautan jernih berwarna hijau dan biru.
Maumere disebut-sebut sebagai kota terbesar di Flores dan dapat dikatakan lebih besar daripada Labuan Bajo yang bertengger di ujung barat Flores. Kota ini dapat pula menjadi pembuka penjelajahan Anda menuju Taman Nasional Komodo. Dari kota Maumere Anda akan mendapatkan pengalaman yang berujung pada kepuasan.
…kota Maumere bangkit kembali dengan keindahan yang dulu pernah lestari
Dahulu, sebelum dihempas Tsunami tahun 1992, Maumere adalah ‘flores’ atau ‘bunga’ di Nusa Tenggara Timur. Setelah hampir dua dekade, kota ini kemudian bangkit kembali dengan keindahan yang dulu pernah lestari. Pintu gerbangnya terbuka lebar untuk wisatawan, walau baru selebar bandaranya yaitu Bandara Frans Seda (baca: dulu bernama Bandara Wai Oti).
Asal keberadaan kota Maumere tidak lepas dari Keuskupan Larantuka. Sebelum datangnya kekuasaan Hindia Belanda, Maumere dikenal dengan nama Sikka Alok atau Sikka Kesik. Di sinilah pedagang Cina, Bugis, dan Makassar saling barter hasil bumi dengan penduduk setempat. Mereka hilir mudik dan menetap tak jauh dari pelabuhan air yang disebut Waidoko. Pemerintah Hindia Belanda kemudian yang membuka kantor pemerintahannya di Sikka dan memberi nama-nama baru seperti Maunori, Mautenda, Mauwaru, Maurole, Mauponggo, Maulo’o, dan terakhir Maumere yang merupakan daerah di Sikka.
Mayoritas penduduk Maumere beragama Katolik dan hidup rukun bersama penduduk Islam, Kristen, juga Budha
Agama Katolik sendiri pertama kali hadir di Maumere dikenalkan dua orang pastor Dominikan tahun 1566, yaitu P. Joao Bautista da Fortalezza. Keduanya mengenalkan agama ini di Paga, sebuah kota kecil sekitar 45 km arah Barat Maumere. Ada juga pastor Simao da Madre de Deos yang menjadi juru agama di Sikka. Mereka berdua dikirim oleh P. Antonio da Cruz dari Larantuka, di Timur Flores. Larantuka sendiri merupakan kota yang ternama dengan ritual agamanya yang disebut Semana Santa, minggu yang khidmat sebelum Minggu Paskah.
Lihat dalam Peta
http://maps.google.com/staticmap?center=-8.620831,122.207708&zoom=12&size=212x161&markers=-8.620831,122.207708,blues&maptype=roadmap&key=ABQIAAAA4l_aTvb-Ccy0LPmnmpLkQxRB93edaK5BFbO7xsagv6wBifXTbxSwGovo4GTJ46u0W13gusb05hq-RA&&sensor=false
Akomodasi
Beberapa tempat di Maumere yang cukup nyaman untuk Anda beristirahat malam harinya ada di dalam kota. Lokasinya dekat ke berbagai fasilitas kota termasuk tepi pantai yang indah dan damai. Berikut beberapa referensinya untuk Anda.
  1. Sylvia Hotel di Jalan Gajah Mada
  2. Permah Sari Hotel di Jl. Sudirman No.1 Maumere
  3. Adi Darma Hotel di Jl. R.E. Martadhinata, Kalabahi
Anda pun dapat melihat daftar h
Tampilkan Lebih
Berbelanja
Kain Ikat begitu populer di Nusa Tenggara. Kain ini termasuk kain yang cukup mahal, seperti halnya jenis kain lain yang dibuat dengan cara menenun selama berbulan-bulan. Tak hanya karena prosesnya yang lama tetapi bahannya pun memang unik hingga harganya dapat mencapai Rp400.000,00 bahkan lebih. Tidak sedikit kain ini diburu langsung dari penenun aslinya agar harganya tidak melangit.
Ada pula jen
Tampilkan Lebih
Transportasi
Terbang ke Maumere dapat dituju dari Denpasar, Bali ataupun Kupang.
Transnusa memiliki jadwal penerbangan dari Bali ke Maumere 3 kali seminggu menggunakan Jet BA3 – 146 dengan kapasitas tempat duduk 82 kursi.
Dari Bali-Ende-Kupang-Ruteng jadwalnya setiap Rabu, Jumat, dan Minggu. Sedangkan jalur Kupang-Labuan Bajo tersedia setiap hari. Transnusa pun menghubungkan Kupang dengan Larantuka.
Batavia Air mengawali operasinya di jalur Surabaya-Denpasar-Kupang-Maumere-Kupang dengan B737-200. Penerbangan ke Maumere dijadwalkan 4 kali dalam seminggu, yaitu Selasa, Kamis, Jumat, dan Minggu.
Sementara itu, Merpati Nusantara menghubungkan Kupang dengan Maumere, dimana Garuda Indonesia terbang dari Jakarta ke Kupang sehingga Anda perlu melanjutkan dengan penerbangan lain ke Flores.
Di Maumere kendaraan umum sangat mudah ditemukan dan banyak melewati tempat-tempat wisata.
Kuliner
Dengan bentangan laut di depannya, Maumere merupakan surge seafood dimana ikan yang dijual, apalagi langsung dari para nelayan, dapat membuat Anda kalap akan ikan bakarnya, karena sangat murah dibandingkan di kota besar. Beberapa tahun lalu, jumlah pengusaha makanan ikan laut dapat dihitung dengan jari, tapi kini sudah mencapai ratusan, hingga persaingan pun memaksa harga ikan tak bisa terlalu tinggi. Maka di sinilah Anda dapat melampiaskan kerinduan akan seafood yang melimpah.
Cobalah makan kasuami, makanan khas timur, terutama banyak di kota Ambon dan kepulauan Maluku. Di sini pun masyarakat banyak membuatnya. Singgahlah di pelabuhan untuk memilih warung mana yang akan Anda borong.
Kegiatan
Mengawali perjalanan seru melintasi Pulau Flores yang konon bentuknya seperti ular maka Anda bisa menggunakan mobil sewaan atau kendaraan umum. Dari Maumere, Anda dapat merentangkan jejak kaki ke Lembata, Larantuka, Danau Kelimutu, Ende, hingga Labuan Bajo, kota terdekat untuk menyinggahi Taman Nasional Komodo.
Akan tetapi, sebelumnya kenalilah dahulu Maumere dengan sedikit bereksplorasi di sekitarnya. Pantai Waiara merupakan pantai indah yang berjarak 11 kilometer ke arah timur dimana kenangan kejayaan Sea World dan Sao Wisata masih mengiang. Perjalanan berperahu ke Pulau Kambing dan Pulau Pangabatang ditawarkan oleh resort-resortnya.
Pantai Waiterang masih menjadi primadona Maumere. Pantai ini diagendakan sebagai pintu gerbang wisata di Maumere dan Kabupaten Sikka. Dari Maumere, perjalanan ke pantai ini hanya 31 km ke arah Larantuka. Di sini ada kursus menyelam PADI dan juga menjadi dive center bagi pecinta olahraga selam. Kunjungi Hotel Ankermi untuk informasi lebih lanjut.
Pantai Koka memiliki pasir putih layaknya tepung berjarak 45 km ke arah barat Maumere. Tak jauh dari pantai ini, sebuah desa tradisional bernama Mau Lo’o menampilkan rumah tradisional yang tidak sama dengan rumah lainnya di Flores yang ditinggali masyarakat Lio.
Mungkin alasan utama melangkahkan kaki di pulau ini adalah keindahan Danau Kelimutu. Anda hanya perlu menapak jalur sepanjang 83 km dari Maumere melewati Ende ke Desa Moni.
Di Ende, singgahlah ke sebuah pantai yang memanjang dari Ende ke Bajawa. Di sana Anda akan melihat kerumunan orang menambang batu kecil tak lebih dari seukuran telur ayam hingga telur cicak. Uniknya batu tersebut berwarna hijau kebiruan. Sungguh melimpah batu tersebut di daerah ini, hingga orang asing menyebut kawasan ini sebagai the Blue Beach sementara warga sekitar menamakannya Pantai Hijau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar