PERUT/ABDOMEN
Tujuan
- Untuk mengetahui bentuk dan gerak-gerakkan perut
- Untuk mendengarkan bunyi pristaltik usus
- Untuk mengetahui respon nyeri tekan pada organ dalam abdomen
Tindakkan:
- Inspeksi
Amati bentuk
perut secara umum, warna kulit, adanya retraksi, penonjolan, adanya ketidak
simetrisan, adanya asites.
2. Auskultasi
Auskultasi dilakukan pada keempat
kuadran abdomen. Dengarkan peristaltik ususnya selama satu menit penuh. Bising usus
normalnya 5-30 kali/menit. Jika kurang dari itu atau tidak ada sama sekali
kemungkinan ada peristaltik ileus, konstipasi, peritonitis, atau obstruksi. Jika
peristaltik usus terdengar lebih dari normal kemungkinan klien sedang mengalami
diare.
3. Perkusi
Lakukan perkusi pada kesembilan
regio abdomen. Jika perkusi terdengar timpani berarti perkusi dilakukan di atas
organ yang berisi udara. Jika terdengar pekak, berarti perkusi mengenai organ
padat.
4. Palpasi
Palpasi
ringan: Untuk mengetahui adanya massa dan respon nyeri tekan letakkan telapak
tangan pada abdomen secara berhimpitan dan tekan secara merata sesuai kuadran. Palpasi dalam: Untuk mengetahui posisi
organ dalam seperi hepar, ginjal, limpa dengan metode bimanual/2 tangan
Cara kerja
palpasi pada HEPAR
Letakkan tangan pemeriksa dengan
posisi ujung jari keatas pada bagian hipokondria kanan, kira;kira pada
interkosta ke 11-12. Tekan saat pasien inhalasi kira-kira sedalam 4-5 cm,
rasakan adanya organ hepar. Kaji hepatomegali.
Cara kerja
palpasi pada LIMPA:
Metode yang digunakkan seperti pada
pemeriksaan hapar. Anjurkan pasien miring kanan dan letakkan tangan pada bawah
interkosta kiri dan minta pasien mengambil nafas dalam kemudian tekan saat
inhalasi tenntukkan adanya limpa. Pada orang dewasa normal tidak teraba
Cara kerja
palpasi pada RENALIS:
Untuk palpasi ginjal kanan letakkan tangan pada atas
dan bawah perut setinggi Lumbal 3-4 dibawah kosta kanan. Untuk palpasi ginjal
kiri letakkan tangan setinggi Lumbal 1-2 di bawah kosta kiri. Tekan sedalam 4-5
cm setelah pasien inhalasi jika teraba adanya ginjal rasakan bentuk, kontur,
ukuran, dan respon nyeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar