Senin, 13 April 2015

PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS PADA KEHAMILAN

PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS
PADA KEHAMILAN

Berkaitan dengan pertemuan yang lalu yaitu tentang upaya untuk meningkatkan efektifitas antenatal, minggu ini kita akan membahas tentang perubahan anatomi dan fisiologis pada reproduksi, payudara, sistem endokrin, sistem perkemihan dan sistem kekebalan.
Objektif pembelajaran hari ini yaitu setelah menyelesaikan sub topik ini mahasiswa mampu menjelaskan Perubahan anatomi dan dan adaptasi fisiologis pada sistem reproduksi, payudara, sistem endokrin,  sistem perkemihan dan sistem kekebalan dengan benar.
Materi pada pertemuan ini meliputi : penjelasan tentang perubahan anatomi dan dan adaptasi fisiologis pada sistem reproduksi,  payudara, sistem endokrin,  sistem perkemihan dan sistem kekebalan  . Metode yang digunakan adalah ceramah tanya jawab, diskusi dan studi kasus.
 Materi ini merupakan dasar dalam memberikan asuhan pada masa hamil. Sebagai bidan dalam praktiknya harus memberikan asuhan yang tepat sesuai kebutuhan ibu,sehingga bidan harus mengetahui dasar-dasar perubahan secara anatomi dan terjadinya adaptasi fisiologis  pada masa hamil. Oleh karena itu materi ini perlu diperhatikan dan dipahami sehingga dalam memberikan asuhan bidan mampu membedakan kasus yang perlu tindakan atau hanya perlu pemberian informasi .


ISI

Perubahan yang terjadi pada tubuh  pada saat hamil, bersalin dan nifas adalah perubahan yang hebat dan menakjubkan. Sistem-sistem tubuh berubah dengan otomatis menyesuaikan dengan keadaan hamil, bersalin dan nifas. Berikut ini adalah perubahan-perubahan anatomi dan adaptasi fisiologis pada sistem tubuh pada masa hamil yaitu sebagai berikut :


PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM REPRODUKSI

Anatomi Organ Panggul



UTERUS

Peningkatan berat dari 60 gram sampai 1000 gram pada akhir kehamilan (40 minggu). Peningkatan ukuran dari 7,5 x 5 x 2,5 cm sampai 30 x 23 x 20. berikut ini adalah perubahan uterus pada setiap trimester yaitu sebagai berikut :

Trimester I

-          Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama kehamilan di bawah pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat, pembesaran ini dasarnya disebabkan oleh hipertropi , hiperplasia, lunak dan dapat mengikuti pertumbuhan janin. Bentuk uterus pada awal kehamilan berubah menjadi bulat untuk mengantisipasi pertumbuhan janin dan juga menampung cairan dan jaringan plasenta yang terus meningkat. Pada minggu ke-12 kehamilan uterus telah keluar dari rongga panggul sehingga dapat teraba di atas simpisis pubis dan mengadakan dekrorotasi ke arah kanan sesuai dengan pembesarannya.
-          Tanda Hegar : perubahan pada isthmus uteri yang menyebabkan isthmus uteri menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat slaing sentuh. Perlunakan ini timbul 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir.



-          Tanda piskacek : pertumbuhan rahim tidak sama kesemua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama.

-          Leher rahim (serviks) : berfungsi sebagai pelindung yang efektif terhadap infeksi dan juga mempertahankan kehamilan. Di bawah pengaruh progesteron sel-sel leher rahim mengeluarkan lendir yang menebal dan makin pekat selama kehamilan, lendir yang menebal membentuk sumbatan leher rahim yang disebut operculum. Ukuran leher rahim tetap selama kehamilan yaitu 2,5 cm. Estrogen menyebabkan peningkatan vaskularisasi pada leher rahim sehingga terjadi perlunakan (tanda goodell’s).



-          Desicua : merupakan nama lain dari endometrium selama kehamilan. Progesteron dan estrogen yang dihasilkan oleh corpus luteum menyebabkan desidua menjadi lebih tebal , labih banyak mengandung darah pada daerah fundus, daerah ini merupakan tempat implantasi. Desidua menghasilkan lingkungan yang kaya glikogen untuk blastocist sampai trofoblastik membentuk plasenta. Setelah plasenta terbentuk, maka plasentas dapat membentuk hormon sendiri dan korpus luteum  berubah menjadi corpus albican.

Trimester II
-          Pada awal kehamilan trimester II, uetrus mulai memasuki rongga peritoneum. Minggu ke-20 kehamilan bentuk rahim menjadi seperti aslinya atau berbentuk buah pir, bagian fundus lebih bulat dan tebal.
-          Kelenjar-kelenjar serviks akan berfungsi lebih dan akan mengeluarkan sekresi lebih banyak.
-          Sejalan dengan bertambahnya ukuran uterus, posisi uterus akan menempel pada dinding abdomen dan menggeser intestinal ke arah atas dan samping sehingga memungkinkan uterus terdapat pada posisi longitudinal terhadap garis axis panggul dan dinding abdomen menyokongnya dari depan.

Trimester III
-          Pada akhir kehamilan dinding uterus mulai menipis dan lebih lembut. Pergerakan janin dapat diobservasi dan badannya dapat diraba untuk mengetahui posisi dan ukurannya, korpus berkembang menjadi segmen bawah rahim.
-          Pada minggu ke-36 kehamilan terjadi penurunan janin ke bagian bawah rahim hal inin disebabkan melunakny jaringan-jaringan dasar panggul bersamaan dengan gerakan yang baik dari otot rahim dan kedudukan bagian bawah rahim.
-          Estrogen menyebabkan peregangan miometrium sehingga pada saat ini dapat terjadi konstraksi brakton hicks yang sifatnya tidak beraturan, datang sewaktu-waktu dan tidak mempunyai irama tertentu.

OVARIUM
Ovulasi berhenti selama kehamilan dan pematanga folikel ditunda. Biasanya hanya satu corpus luteum kehamilan  dapat ditemukan di dalam ovarium wanita hamil dan hanya berfungsi maksimal sampai 6-7 minggu pertama kehamilan dan selanjutnya fungsinya menurun sampai akhirnya pada minggu ke-16 kehamilan fungsinya digantikan oleh plasenta untuk menghasilkan estrogen dan progesteron.

TUBA FALOPII
Selama kehamilan otot-otot yang meliputi tuba mengalami hipertropi dan epitelium mukosa tuba menjadi gepeng.

VAGINA
Trimester I
-        Terjadi peningkatan vaskularisasi karena pengaruh hormon estrogen, peningkatan vaskularisasi menimbulkan tanda chadwick (warna merah tua atau kebiruan) pada vagina sampai minggu ke-8 kehamilan.
-        Sekresi vagina menjadi lebih kental, putih dan asam kerena meningkatnya jumlah glikogen pada lapisan epitel vagina. Estrogen membantu mempertahankan dan meningkatkan keasaman vagina (pH 3,5-5) yang berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan bakteri patogen yang mungkin ada dalam vagina.

Trimester II
Sekresi vagina meningkat, hal ini normal jika tidak disertai gatal, iritasi atau berbau busuk.

Trimester III
Estrogen menyebabkan perubahan pada lapisan otot dan epitelium. Lapisan otot mambesar, vagina lebih elastis yang memungkinkan turunnya bagian bawah janin.


PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS PADA PAYUDARA
Trimester I
Terdapat peningkatan dari ukuran nodulus, estrogen dan progesteron menyebabkan ukuran payudara membesar, puting susu juga membesar  dan warnanya lebih gelap, kelenjar montgomery membesar dan hipertropi sehingga puting dareola mammae lembab. Progesteron dan somatotropin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara, ujung syaraf tertekan menyebabkan rasa sakit.
Trimester II
Estrogen dan progesteron mempengaruhi pertumbuhan dari sistem dukutus, lobuli dan alveoli dan dapat meningkatkan produksi susu selama kehamilan. Konsentrasi dan kadar prolaktin dalam darah ibu meningkat.


Trimester III
Mammae semakin tegang dan membesar sebagai persiapan untuk laktasi akibat pengaruh somatotropin, estrogen dan progesteron, dan pada trimester ini kolostrum sudah mulai keluar.




PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM ENDOKRIN

ESTROGEN DAN PROGESTERON
ESTROGEN
PROGESTERON
PENGARUH-PENGARUH UMUM
Menyebabkan pertumbuhan baik ukuran maupun jumlah sel
Peningkatan sekresi, mengendurkan (relaksasi otot polos)
PENGARUH-PENGARUH KHUSUS
1. Menyebabkan penebalan endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat berimplantasi
1. Menyebabkan penebalan endometrium sehingga ovum yang sudah dibuahi dapat berimplantasi, menyebabkan relaksasi
2. Menyebabkan hipertropi dari dinding uterus dan peningkatan ukuran-ukuran pembuluh darah dan limpatik sehingga mengakibatkan peningkatan vaskularisasi, kongesti dan oedem. Perubahan ini menyebabkan adanya tanda chadwick, tanda goodell’s dan tanda hegar.
2. Merelaksasikan otot-otot polos dan berakibat :
-          Meningkatnya waktu pengosongan lambung dan peristaltik.
-          Meningkatkan gastrik refluks karena relaksasi cardiac spincter sehingga timbul rasa panas dalam perut (heartburn)
-          Penurunan motilitas gasrointestinal sehingga konstipasi.
-          Pembuluh arteri dan vena relaksasi dan dilatasi sehingga meningkatkan kapasitas vena dan venula.
3. Hipertropi dan hiperplasia jaringan payudara
3. Menjaga peningkatan suhu basal ibu
4 Hipertropi dan hiperplasia jaringan payudara
4. Merangsang perkembangan perkembangan sistem alveolar payudara
5. Dengan hormon relaksin mengendurkan jaringan ikat, otot dan ligamen sehingga dapat terjadi nyeri punggung.

Cortisol
 Sumber adrenal ibu pada awal kehamilan, selanjutnya dihasilkan oleh plasenta, 25 mg diproduksi per hari, efeknya dapat meningkatkan gula darah dan modifikasi aktifitas antibodi.
Aldosteron
Sumber adrenal ibu, kadrnya sangat tinggi dlam kehamilan, menyebabkan retensi natrium dan air

HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Sumber trofoblast dan mencapai puncak pada sebelum 16 minggu, dari 18 minggu ke atas relatif konstan. Berfungsi sebagai pemelihara corpus luteum.
HPL (Human Plascenta Laktogen ) atau Chorionicsomatotropin
 Meningkat seiring dengan plasenta dalam kehamilan, berfungsi sebagai laktogenik dan antagonis insulin.
Relaxin
Sumber corpus luteum, level tertinggi pada awal kehamilan.
Pituitary Hormon
 FSH dan LH tertekan karena peningkatan prolaktin. Laktasi belum dimulai sampai level prolaktin meningkat dan estrogen menurun.
Tiroid
Selama kehamilan membesar karena hiperplasia jaringan kelenjar dan meningkatnya vaskularisasi. Level tiroksi (T4) meningkat. TRH tidak meningkat, TSH meningkatsedikit, ketika HCG berada dalam puncak TSH menurun yaitu pada trimester I.
Paratiroid
Hiperplasia yang disebabkan oleh estrogen dan HPL. Tingkat parathormon dalam kehamilan meningkat dan mencapai puncaknya pada 15-35 minggu.
Pankreas
Janin dalam pertumbuhannya di dalam rahim mempunyai pertumbuhan dan perkembangan, sehingga tngkat glukosa darah ibu menurun pada awal kehamilan dan pankreas mneurunkan produksi insulin.


PERUBAHAN ANATOMI DAN ADAPTASI FISIOLOGIS SISTEM PERKEMIHAN
Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar, panjangnya bertambah 1-1,5 cm, volume renal meningkat  60 ml dari 10 ml pada wanita yang tidak hamil.  Utereter berdilatas perubahan fungsi ginjal selama kehamilan mungkin dipengaruhi oleh hormon maternal dan plasenta termasuk Adenocorticotrofik  Hormonal (ACTH), ADH (anti diuretic hormon, aldostro, aldosteron, kortisol, HcS (human chorionic somatotropin) dan  hormon tiroid. Filtrasi glomerulus meningkat sekitar 50% selama kehamilan peningkatannya dari awal kehamilan relatif yang tinggi  samapai term dan akan kembali normal pada 20 minggu post partum. Glukosuria pada kehamilan tidak selamanya abnormal, hal ini mungkin berhubungan dengan penigkatan kortikosteroid. Bila sering terjadi harus diwaspai terjadi dibetes Mellitus. Peningktan glukosa ini juga mempermudah terjadinya infeksi pada saluran perkemihan. Protein urine secara normal dieksresikan 200-300 mg/hari, bila melebihi 300 mg/hari, maka harus diwaspadai terjadinya komplikasi.
Kandung kemih atau blass pada masa kehamilan tertekan oleh uterus karena posisi  blass berada di depan uterus sehingga akan meningkatkan frekuensi buang air kecil. Terutama pada trimester I, Trimester II ekanan uterus terhadap blass berkurang. Karena utrus sudah mulai keluar dari rongga panggul dan pada trimester III sering terjadi rangsangan kembali akrena bagian terendah janin turun ke rongga panggul . Selain itu vaskularisasi pada blass menyebabkan tonus otot turun. Terjadinya hemodilusi juga menyebabkan metabolisme air meningkat sehingga pembentukan urine bertambah dan kapasitas blass sampai 1500 ml.
                       



PERUBAHAN FISIOLOGIS SISTEM KEKEBALAN
Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamilan akan tetap utuh, kadar immunoglobulin dalam kehamilan tidak berubah . Imunoglobulin G atau IgG merupakan komponen utama dari imunoglobulin janin di dalam uterus dan neonatal dini. IgG merupakan satu-satunya imunoglobulin yang dapat menembus plasenta sehingga immunitas pasif akan diperoleh oleh bayi. Kekebalan ini dapat melindugi bayi dari infeksi selanjutnya.

SISTEM PENCERNAAN
Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaan dipengaruhi oleh peningkatan hormon progresteron dan tekanan uterus yang membesar terhadap organ saluran pencernaan
Perubahan Sistem Pencernaan Yang Dirasakan Ibu Hamil :
1. Trimester I
Rasa mual baik yang sedang maupun berat dengan atau tanpa terjadinya muntah setiap saat siang ataupun malam. Apabila terjadi pada pagi hari sering disebut “Morning Sickness”. Hipersalivasi sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa wanita ditemukan adanya  (ngidam makanan) yang mungkin berkaitan dengan persepsi individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Kondisi lainnya adalah “Pica” (mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat besi ataupun adanya suatu tradisi.
2. Trimester II dan III
Biasanya terjadi konstipasi karena pengaruh hormon progesteron yang meningkat. Selain itu perut kembung juga terjadi karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, kearah atas dan lateral. Wasir (Hemorrhoid) cukup sering  pada kehamilan sebagian besar akibat konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena di bawah uterus termasuk vena hemorrhoid. Panas perut (heart burn) terjadi karena terjadinya aliran balik asam gastrik ke dalam esophagus bagian bawah.


SISTEM MUSKULOSKELETAL
Perubahan yang terjadi pada sistem muskuloskeletal dipengaruhi baik secara hormonal dengan efek relaksasi jaringan persendian juga secara postural dari berpindahnya pusat gravitasi.

Perubahan Sistem Muskuloskeletal Yang Dirasakan Ibu Hamil
Trimester II & III
Hormon progresteron dan hormon relaxing  menyebabkan relaksasi jaringan ikat dan otot-otot, hal ini terjadi maksimal pada satu minggu terakhir kehamilan, proses relaksasi ini memberikan kesempatan pada panggul untuk meningkatkan kapasitasnya sebagai persiapan proses persalinan, tulang pubik melunak menyerupai tulang sendi, sambungan sendi sacrococcigus mengendur membuat tulang coccigis bergeser ke arah belakang sendi panggul yang tidak stabil, pada ibu hamil hal ini menyebabkan sakit pinggang. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena  janin membesar dalam abdomen sehingga untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita.
Selama trimester akhir rasa pegal, mati rasa dan lemah dialami oleh anggota badan atas yang disebabkan lordosis yang besar  dengan fleksi anterior leher dan merosotnya lingkar bahu yang akan menimbulkan traksi pada nervus ulnaris dam medianus (Crisp dan DeFrancesco, 1964). Ligament rotundum mengalami hipertropi dan mendapatkan tekanan dari uterus yang mengakibatkan rasa nyeri pada ligament tersebut.

SISTEM KARDIOVASKULAR

Perubahan yang terjadi pada sistem kardiovaskular merupakan kompensasi dari pemenuhan kebutuhan yang meningkat untuk pemenuhan nutrisi dengan adanya janin. Selain itu pengaruh hormonal terhadap pembuluh darah ikut berperan dalam beberapa perubahan yang terjadi.

Perubahan Sistem Cardiovaskuler Yang Dirasakan Ibu Hamil :
       1. Trimester I
Pada akhir trimester I mulai terjadi palpitasi karena pembesaran ukuran serta bertambahnya kardiac output. Hidung tersumbat/berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan progresteron terjadi pembesaran kapiler, relaksasi otot vaskuler serta peningkatan sirkulasi darah.
          2. Trimester II & III
Ø   Terjadi Edema dependen kongesti sirkulasi pada exstrimitas bawah karena peningkatan permeabilitas kapiler dan tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvik atau pada vena cava inferior.
Ø   Gusi Berdarah karena trauma terhadap gusi yang karena pengaruh hormon estrogen sangat vaskuler, percepatan pergantian pelapis ephitel gusi dan berkurangnya ketebalan ephitel tersebut.
Ø   Hemorrhoid akibat tekanan uterus terhadap vena hemorrhoidal.
Ø   Hipotensi supinasi karena terbloknya aliran darah di vena cava inferior oleh uterus yang membesar apabila ibu pada posisi tidur terlentang.
Ø   Timbul spider nevi dan palmar erythema kareana meningkatnya aliran darah ke daerah kulit.
Ø   Varises pada kaki dan vulva karena kongesti vena bagian bawah meningkat sejalan tekanan karena pembesaran uterus dan kerapuhan jaringan elastis karena pengaruh hormon estrogen.



KESIMPULAN
Ÿ    Perubahan fiologis pada sistem reproduksi secara umum adalah terjadinya hipertropi dan hiperplasia otot dari organ-organ reproduksi, selain itu juga terjadi peningkatan vaskularisasi.
Ÿ    Perubahan fisik pada payudara prinsipnya adalah terjadi pertumbuhan pada jaringan payudara untuk persiapan menyusui
Ÿ    Perubahan fisiologis pada sistem endokrin secara esensi adalah untuk memelihara kehamilan, petumbuhan janin dan pemulihan pada masa nifas.
Ÿ    Perubahan fisiologis pada sistem perkemihan terjadi pada ginjal dan blass, otot-otot, peningkatan filtrasi di glomerulus dan adanya penambahan kapasitas blass
Ÿ    Kehamilan tidak mempengaruhi sistem kekebalan.




PERUBAHAN DAN ADAPTASI PSIKOLOGIS
DALAM MASA KEHAMILAN


          Selama hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya di akan menjadi seorang ibu. Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilannya.
          Kecemasan dan beberapa penyulit akan menyebabkan rasa tidak nyaman dalam kehamilan sampai saat melahirkan. Meskipun perasaan ini dialami oleh hampir semua wanita, namun sangat dipengaruhi oleh lingkungan, kondisi sosial, dan dukungan emosi yang kurang dari orang-orang disekitarnya.
          Sebagai seorang bidan kita harus menyadarai adanya perubahan-perubahan tersebut pada ibu hamil agar dapat memberika dukungan dan memperhatikan keprihatinan,kekhawariran, ketakutan dan pertanyaan-pertanyaannya.Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan pembelajaran diatas, dibawah ini akan dibahas materi tentang perubahan adaptasi psikologis pada kehamilan trimester I
Dalam mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa bersungguh-sungguh agar mahasiswa mengetahui perannya sebagai bidan di masyarakat dalam   menjalankan  praktek       kebidanan.
PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN TRIMESTER I

          Pada awal kehamilan, wanita terkadang merasa senang dan sedih. Biasanya juga dipengaruhi oleh rasa lelah, mual, dan sering kencing. Perubahan yang terjadi pada emosi pada wanita tersebut seringkali menampakan episode penuh dengan air mata dan sangat peka, untuk itu wanita yang sebelumnya memiliki cara pandang terhadap dirinya atau jika ada beberapa masalah yang muncul diawal kehamilan, maka masa ini adalah masa yang mencemaskan. Kecemasan dan beberapa penyulit akan menyebabkan rasa tidak nyaman dalam kehamilan sampai saat melahirkan. Pada saat ini, mereka sangat membutuhkan kehadiran orang lain untuk menceritakan tentang kehamilannya dan untuk membuat keputusan bagi janin mereka sampai mereka yakin kehamilannya berlangsung aman.
          Kejadian dari gangguan kejiwaan adalah sebesar 15 % pada trimester I yangb kebanyakan pada kehamilan pertama. Dengan adanya rasa lelah dan tidak nyaman pada awal kehamilan, agak sulit untuk memebedakan reaksi emosional yang normal dan gannguan kejiwaan. Kumar dan Robson (1978) menemukan bahwa 12 % wanita yang mendatangi antenatal klinik menderita depreesi dan akn lebih besar lagi bagi mereka yang menginginkan terminasi kehamilan. Wanita ini butuh untuk mengekspresikan ketakutannya dan mendapatkan dukungan. Dukungan sosial harus diperlihtakan secara nyata agar memberi dampakm positif bagi wanita dengan masalah sosial.
          Trimester pertama adalah saat yang spesial karena seorang ibu akan menyadari kehamilannya. Selama kehamilan sedapat mungkin wanita hamil harus beradapatasi dengan kondisi psikologisnya. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Segala perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama.
          Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka multigravida, kecemasan berhubungan dengan pengalaman yang lalu. Banyak wanita hamil yang mimpi seperti nyata, dimana hal ini sangat menggangu. Mimpinya seringkali tentang bayinya yang bisa diartikan oleh ibu apalagi bila tidak menyenangkan.
          Setelah konsepsi kadar hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulnya mual dan muntah, lemah, lelah dan pembesaran payudara. Akibatnya ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Pada trimester I banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan.
Pada trimester I seorang ibu akan mencari tanda-tanda untuk menyakinkan bahwa dirinya hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akans elalu diperhatikan dengan seksama.
Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada wanita trimester I berbeda-beda, biasanya banyak mengalami penurunan. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa berhubungan seks. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa mual, pembesaran payudara dan kekhawatiran. Respons suami  saat mengetahui istrinya hamil adalah kebanggan atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur keprihatinan kesiapannya menjadi ayah. Suami akan memperhatikan keadaan istrinya yang hamil dan menghindari hubungan seksual karena takut akan mencederai bayinya.
Kejadian gangguan jiwa  sebesar 15 % pada trimester I yang kebanyakan pada kehamilan pertama. Menurut Kumar dan Robson (1978) 12 % wanita yang mendatangi antenatal klinik menderita depresi terutama pada mereka yang ingin menggugurkan kandungannya.
Wanita mulai khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya. Multigravida, kecemasan terhadap pengalaman yang lalu, sedamgkan primipara ketakutan terhadap cerita-cerita pengalaman orang lain.

Bentuk Motivasi
Motivasi Suami
Banyak perhatian yang diberikan kepada ibu selama ia hamil. Tampaknya suami turut mengalami perubahan psikologis seiring perubahan psikologis yang dialami istrinya yang sedang mengandung. Zaman dahulu seorang suami ikut mendukung kehamilan istrinya dengan ritual-ritual keagamaan. Berbeda dengan dukungan yang diberikan oleh suami pada saat ini,bentuk dukungan yang diberikan oleh suami lebih pada a) untuk saling berkomunikasi dari sejak awal b) dan menempatkan nilai-nilai penting dalam keluarga untuk mempersiapkan menjadi orang tua.
Motivasi Keluarga
          Wanita hamil sering kali merasakan ketergantungan terhadap orang lain. Tapi mungkin bisa menjadi lebih kuat sesudah bayinya lahir hal ini bisa dipahami karena pada waktu itu wanita memerlukan keamanan dan perhatian dari seseorang yang sangat dominan baginya. Keluarga dalam hal ini harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.

Stress yang Terjadi Pada Kehamilan Trimester I
          Ada 2 tipe stress yaitu yang negatif dan positif, kedua stress ini dapat mempengaruhi reaksi individu. Ada pula yang bersifat intrinsic dan ekstrinsik.
Stress intrinsik berhubungan dengan tujuan pribadi dari individu, yang mana individu berusaha untuk membuat sempurna mungkin baik dalm kehidupan pribadinya maupun dalam kehidupan sosialnya secara professional.
Stress ekstrinsik timbul karena factor eksternal seperti rasa sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
Menurut Burnard (1991) stress selama masa reproduksi dapat dihubungkan dengan 3 aspek utama yaitu :
1.     Stress di dalam individu
2.    Stress yang disebakan  oleh pihak lain
3.    Stress yang disebabkan penyesuaian terhadap tekanan sosial
Stress dari dalam diri dapat terjadi berkenaan dengan kegelisahan terhadap kemampuan beradaptasi dengan kejadian kehamilannya

Memperkuat Ikatan
Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kehamilan memberikan kesemoatan pada seorang ibu untuk saling memperkuat hubungan. Dan hubungan yang kuat lebih penting dari yang lainnya. Masa-masa kehamilan, persalinan dan bulan-bulan  sesudahnya merupakan saat –saat yang sulit. Semakin dekat pada awalnya, akan semakin baik akhirnya. Jadi, pada saat hidup masih relatif normal, luangkan waktu untuk berdua, berbicara tentang perasaan pasangannya.
Betapapun bahagianya atau sibuknya pasangan suami istri, kegelisahan yang timbul karena kondisi baru merupakan suatu yang normal.
Kehamilan dan Libido
          Aktifitas seksual dan kenikmatan berkurang pada masa kehamilan, terutama selama trimester I. Selama trimester I, aktifitas seksual cenderung menurun, sebagian besar karena ketidaknyamanan fisik dan banyak pasangan lebih berkonsentrasi terjadinya keguguran terutama bagi mereka yang memepunyai riwayat keguguran. Banyak pasangan menemukan jalan lain untuk mengungkapkan hubungan cinta mereka. Kadang kala pada awal kehamilan sering terjadi peningkatan libido secara tiba-tiba.
          Pengaruh perubahan ini terhadap kehidupan seks tergantung pada seberapa baik hubungan pasangan. Semakin ada suportif satu sama lain, kehidupan seks anda akan semakin baik. Jika stress mulai menghinggapi salah satu atau keduanya, seks dengan mudah menjadi kenikmatan yang terlupakan.
          Berhenti berhubungan seks total tanpa lasan medis merupakan kesalahan, karena bagian penting dari dukungan satu sama lain adalah dalam cara anda berhubungan seks. Aspek kelembutan dalam melakukan hubungan intim harus diangkat keatas permukaan.

Kehamilan dan Olahraga
          Trimester pertama dapat saja dijalani sebelum sang ibu sadar akan kehamilannya. Karena fetus menjalani begitu banyak perubahan yang penting pada bulan-bulan ini, wanita yang mencoba untuk hamil sebaiknya menjalani gaya hidup yang sehat bahkan sebelum mereka hamil.
          Setelah hamil, mayoritas wanita dapat melanjutkan aktivitas biasa mereka. Tidak ada bukti bahwa aktivitas yang teratur, seperti jogging, bermain tennis, berenang, atau melakukan hubungan seks, dapat menimbulkan masalah seperti keguguran atau fetal malformation (janin yang cacat) pada kebanyakan wanita normal dan sehat. Kebanyakan dokter melarang program olahraga baru yang dimulai pada saat hamil, kecuali latihan-latihan prenatal yang dirancang khusus untuk wanita hamil.
          Latihan-latihan yang paling menguntungkan bagi wanita hamil adalah latihan dengan gerakan yang menguatkan dinding perut untuk membantu menopang uterus dan otot pinggul yang akan anda butuhkan untuk mendorong. Latihan kaki juga penting untuk meningkatkan sirkulasi dan menghindari kram otot yang merupakan sesuatu yang biasa dalam kehamilan.
          Wanita yang kehamilannya tidak direncanakan biasanya tidak terlalu memperhatikan aktivias mereka pada beberapa bulan pertama sebelum mereka menyadari ini dapat membahayakan si bayi. Yang anehnya adalah tidak ada bahaya yang timbul.
 Bahkan secara tidak langsung dengan adanya kegiatan olahraga ini dapat membantu kondisi psikologis dari si ibu, karena dengan olah raga ibu akan mendapatkan kepuasan batin. Olah raga merupakan serangkaian kegiatan antara lain rekreasi, latihan pernafasan dan peregangan otot-otot dimana ibu dapat mengikuti dan menseiramakan gerak tubuhnya dengan alunan musik, dan ibu akan mempunyai teman / kelompok olah raga yang  selain dapat dijadikan teman sepermainan juga dapat  digunakan untuk berbagi pengalaman, sehingga dari olah raga banyak manfaat yang diambil seorang ibu, selain kebugaran, pengalaman dan pengetahuan dan kepuasan psikologis.
  
KESIMPULAN
Trimester pertama adalah saat yang spesial karena seorang ibu akan menyadari kehamilannya. Selama kehamilan sedapat mungkin wanita hamil harus beradapatasi dengan kondisi psikologisnya. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Segala perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama.
Para wanita juga mungkin akan mengalami ketakutan dan fantasi selama kehamilan, khususnya tentang perubahan pada tubuhnya. Mereka khawatir terhadap perubahan fisik dan psikologisnya, jika mereka multigravida kecemasan  yang terjadi berhubungan dengan pengalaman yang lalu


PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN TRIMESTER II

A.  PENDAHULUAN
Kehamilan dianggap sebagai waktu krisis yang diakhiri dengan kelahiran bayi. Selama kehamilan kebanyakan ibu mengalami perubahan psikologis dan emosional. Perubahan psikologis dan emosional ini tampaknya berhubungan dengan perubahan biologis yang dialami ibu selama kehamilan. Emosi ibu hamil cenderung labil, reaksi yang ditunjukkan terhadap kehamilan dapat saja berlebihan dan mudah berubah-ubah.
ibu hamil sangatlah sensitif dan rapuh. Banyak ketakutan yang muncul akan bahaya yang mungkin saja terjadi pada diri ibu maupun janinnya. ketakutan yang tidak mendasar ini mungkin disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada tubuhnya tampaknya tidak bisa ia kendalikan dan proses hidupnya berubah dan tidak dapat dikembalikan lagi. Inilah saat ibu hamil memerlukan saran, dorongan, pengarahan dan bantuan dari orang-orang sekitarnya.
Oleh karena perubahan psikologis secara spesifik dapat diduga berdasarkan perubahan biologis selama kehamilan. Perubahan psikologis ini dapat dibagi berdasarkan trimester kehamilan. Sebagai seorang bidan, dengan menyadari adanya perubahan-perubahan tersebut pada ibu hamil dapat memberikan dukungan dan memperlihatkan keprihatinan, kekhawatiran, ketakutan dan pertanyaan-pertanyaannya.

B.  ISI
Bagi kebanyakan wanita, saat trimester kedua adalah saat yang paling nyaman. Ibu akan merasa lebih baik karena gejala-gejala pada trimester pertama seperti rasa lelah, nausea, dan bahkan pusing-pusing akan hilang, tetapi ibu belum merasakan kekhawatiran persalinan yang akan dirasakan pada trimester ketiga. Dengan demikian, ibu akan merasa nyaman dan tenteram yang akan menenangkan ibu dan pasangannya.
Pada trimester kedua, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. ibu sudah





menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan janinnya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang di luar dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasakan terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido.
Pada masa ini wanita mulai merasa sehat dan mengharapkan bayinya.  Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih kontruktif. Pada trimester ini ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seseorang di luar dari dirinya sendiri. Pengenalan pada pergerakan fetus, pertumbuhan dan pembesaran abdomen serta gerakan bayi saat di USG, membuat gambaran tersebut nyata.
Semua wanita gelisah dancemas terhadap pembesaran dan pertumbuhan yang kurang, perkembangan janin yang normal dan berusaha mendapatkan informasi yang profesional dari proses tersebut. Beberapa wanita bisa lepas kontrol, sulit menerima, khususnya ketika mengalami ANC yang rumit dengan dokter/bidan selama memnerikan asuhan kebidanan. Beberapa pemeriksaan dan pengkajian yang dilakukan saat ANC bisa menyebabkan rasa tidak nyaman dan stres.
Biasanya libido mulai meningkat karena sudah merasa lepas dari kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti dirasakan pada trimester I.

1.     Pembagian Perubahan Psikologis pada Trimester II
Trimester kedua dapat dibagi menjadi dua fase; prequickeckening (sebelum adanya pergerakan janin yang dirasakan ibu) dan postquickening (setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu), yang dapat dilihat pada penjelasan berikut :
a.     Fase Prequickening
Selama akhir trimester pertama dan masa preqiuckening pada trimester kedua, ibu hamil mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di dalammya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu menganalisa dan mengevaluasi kembali segala hubungan interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi basis/dasar bagaimana ia mengembangkan hubungan dengan anak yang akan dilahirkannya. Ia akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya sikap yang negatif, maka ia akan menolaknya. Perasaan menolak terhadap sikap negatif ibunya akan menyebabkan rasa bersalah pada dirinya. Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut normal karena ia sedang mengembangkan identitas keibuannya.
Proses yang terjadi dalam masa pengevaluasian kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima kasih sayang (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang (persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih sayang kepada anak yang akan dilahirkannya.
b.     Fase Postquickening
Setelah ibu hamil merasakan quickening, identitas keibuan yang jelas akan muncul. Ibu hamil akan fokus pada kehamilannya dan persiapan menghadapi peran baru sebagai seorang ibu. Perubahan ini bisa menyebabkan kesedihan meninggalkan peran lamanya sebelum kehamilan, terutama pada ibu yang mengalami hamil pertama kali dan wanita karir. Ibu harus diberikan pengertian bahwa ia tidak harus membuang segala peran yang ia terima sebelum kehamilannya. Pada wanita multigravida, peran baru artinya bagaimana ia menjelaskan hubungan dengan anaknya yang lain dan bagaimana bila nanti ia harus meninggalkan rumahnya untuk sementara pada proses persalinan.
Pergerakan bayi yang dirasakan membantu ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah kesejahteraan janin (kecuali beberapa suku yang menganut sistem patrilineal/matrilineal).

2.     Menjaga Agar Ikatan Tetap Kuat
Ketika kehamilan telah terlihat, ibu dan pasangannya harus lebih sensitif terhadap pengaruh kondisi ini pada mereka berdua. Ibu hamil sering merasa takut jika pasangannya mendapati dirinya tidak menarik atau gendut, tapi masalah yang muncul lebih rumit lagi. Komunikasi adalah kunci untuk menghadapi masalah ini. Tetapi cara ini dapat digunakan bila ibu dan pasangannya tetap terbuka dan memulainya sedini dan sesering mungkin. Bila salah satu tidak membicarakan latar belakang masalah yang dirasakan, atau setelah berdiskusi justru merasa depresi, saat itulah diperlukan penasihat kehamilan dan orang sekitarnya yang dapat menolong ibu dan pasangannya.

3.     Menjaga Kehamilan yang Sehat
Ibu hamil mungkin merasa lebih baik pada trimester kedua, tapi bukan berarti bagian luar yang berubah, bagian dalam tubuh pun mengalami perubahan sebagai respon terhadap kehamilan yang terus berkembang. Beberapa perubahan dapat saja terasa mengganggu, namun ada juga perubahan yang terasa menyenangkan bagi ibu hamil. Perubahan yang menyebabkan ketidaknyamanan adalah keadaan yang normal bagi ibu hamil dan ibu harus diberikan pengertian terhadap kondisi tersebut sehingga ia lebih merasa nyaman lagi. Beberapa perubahan yang menyenangkan seperti rasa mual berkurang dibandingkan yang dialami selama trimester kedua, energi bertambah dan peningkatan libido.

4.     Reaksi Orang-Orang di Sekitar Ibu Hamil
Tampaknya sang suami juga mengalami perubahan psikologis seiring perubahan uyang dialami istrinya yang hamil. Pada suatu studi dilaporkan sang suami juga merasakan perubahan nafsu makan, perubahan berat badan, rasa sakit kepala hingga kecemasan dan ketakutan dirasakan oleh suami yang istrinya sedang hamil. Saat ini suami lebih aktif ikut menangani dalam kehamilan istrinya dan turut merasakan tanggung jawab akan kelahiran bayinya.
Apabila di dalam keluarga terdapat anak sebelumnya, ia akan merasa bingung akan perubahan yang dialami ibunya. Anak perlu diberikan pengertian secara sederhana tentang perubahan yang terjadi dan hal yang akan dihadapi sehubungan dengan kehamilan. Ibu dari wanita hamil tampaknya adalah orang yang sering mengambil peran yang cukup besar selama kehamilan. Ibu hamil tampaknya merasa tergantung akan bantuan dari ibunya dalam menghadapi kehamilan dan persiapan penerimaan bayi yang akan dilahirkan.

5.     Berhubungan Seks
Ada satu lagi perubahan yang terjadi pada trimestre kedua yang harus diimbangi untuk mengatasi ketidaknyamanan: suatu peningkatan libido yang pada trimestre pertama dihilangkan oleh rasa mual dan lelah. Kebanyakan calon orang tua khawatir jika habungan seks dapat mempengaruhi kehamilan. Kekhawatiran yang paling sering diajukan adalah kemungkinan bayi diciderai oleh penis, orgasme ibunya, atau ejakulasi.
Ibu hamil dan pasangannya perlu dijelaskan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam hubungan seks. Janin tidak akan terpengaruh karena berada di belakang serviks dan dilindungi cairan amniotik dalam uterus. Namun dalam beberapa kondisi hubungan seks selama trimester kedua tidak diperbolehkan, mencakup plasenta previa dan ibu dengan riwayat persalinan prematur.
Selain itu meknisme fisik untuk saling merapat dalam hubungan seksual akan menjadi sulit dan kurang nyaman, misalnya berbaring terlentang dan menahan berat badan suami. Namun dengan mengkreasi posisi yang menyenangkan maka masalah ini dapat diatasi.
Walaupun sebagian ibu hamil merasakan seks selama hamil terasa meningkat, tidak semua libido wanita meroket tinggi pada trimester kedua. Perubahan tingkat libido disebabkan variasi perubahan hormon selama hamil. Karena respon terhadap hormon berbeda, reaksi masing-masing ibu hamil pun berbeda.

PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN TRIMESTER III
Trimester III sering disebut periode menunggu dan waspada sebab ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Ibu khawatir bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala persalinan serta ketidaknormalan bayinya.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali, merasa diri aneh dan jelek dan gangguan  body image. Perubahan body image dapat berdampak besar pada wanita dan pasangannya saat kehamilan. Beberapa wanita menikmati kehamilannya sampai mereka merasa badannya terasa berat dan tidak modis. Disamping itu ibu mulai merasa sedih akan berpisah dengan bayinya dan perhatian khusus yang diterimanya selama hamil. Pada trimester ini ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester III adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga-duga tentang jenis kelamin bayinya dan mirip siapa ?. Bahkan mereka mungkin sudah menilih sebuah nama untuk bayinya.

C.  Peran Bidan Dalam Persiapan Psikologis Ibu Hamil Trimester I, II Dan III.
ü   Mempelajari keadaan lingkungan penderita.
Ibu hamil yang selalu memikirkan mengenai keluarga, keuangan, perumahan dan pekerjaan dapat juga menimbulkan depresi dan perlu penanggulangan. Untuk itu bidan harus melakukan pengkajian termasuk keadaan lingkungan (latar belakang) sehingga mempermudah dalam melakukan asuhan kebidanan.
ü   Informasi dan pendidikan kesehatan :
v   Mengurangi pengaruh yang negatif
Kecemasan dan ketakutan sering ditimbulkan oleh cerita-cerita yang menakutkan mengenai kehamilan dan persalinan, pengalaman persalinan yang lampau atau karena kurangnya pengetahuan mengenai proses kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut perlu diimbangi dengan pendidikan mengenai anatomi dan fisiologi kehamilan dan persalinan kepada penderita.
v   Memperkuat pengaruh yang positif
Misalnya dengan memberikan dukungan mental dan penjelasan tentang kebahagiaan akan mempunyai anak yang diinginkan dan dinantikan.
v    Menganjurkan latihan-latihan fisik seperti senam hamil untuk memperkuat otot-otot dasar panggul, melatih pernafasan, teknik mengedan yang baik dan latihan-latihan relaksasi.
ü   Adaptasi pada lingkungan tempat bersalin
Dilaksanakan dengan mengadakan orientasi : memperkenalkan ruangan bersalin, alat-alat kebidanan dan tenaga kesehatan.
PENUTUP
Trimester kedua kehamilan biasanya merupakan saat yang paling nyaman dan masa peningkatan pengalaman yang menggembirakan selama hamil. Periode ini juga berhubungan dengan bagaimana ibu hamil mempersiapkan bagaimana kehidupan yang akan dialaminya setelah bayi lahir. Segala sesuatu mungkin terjadi pada trimester kedua, dan ibu hamil sangat membutuhkan bantuan dan dorongan untuk melewatinya dengan menyenangkan dan sehat bagi dirinya dan bayi yang dikandungnya.

TANDA BAHAYA DALAM KEHAMILAN

I.   PENDAHULUAN
Bidan sebagai petugas lini terdepan dalam memberikan pelayanan kebidanan khususnya dalam hal kehamilan, sebelumnya harus betul-betul mengerti dan memahami tentang kebutuhan fisik ibu hamil trimester I, II dan III diantaranya kebutuhan nutrisi, oksigen, pekerjaan, personal hygiene, seksual, kunjungan ulang dan tanda-tanda bahaya kehamilan, sehingga dapat menerapkan asuhan kehamilan dengan baik dan benar serta sesuai dengan standar.
Mengingat bahaya-bahaya kehamilan dapat meninbulkan kematian pada ibu, maka pada setiap kunjungan antenatal bidan harus mengajarkan kepada ibu – ibu hamil tentang tanda – tanda bahaya kehamilan, dan menganjurkan untuk segera datang ke pelayanan kesehatan terdekat. Pendidikan tanda – tanda bahaya kehamilan ini juga penting diberikan kepada keluarganya, khususnya pembuat keputusan utama, sehingga si ibu akan didampingi untuk mendapatkan asuhan.


Bagan
Oksigen


Imunisasi


Persiapan persalinan


Kesejahtera-an janin


Ketidaknya
manan

 kebutuhan fisik ibu hamil trimester I, II dan III
Persiapan laktasi









2.   Uraian Materi Tanda – tanda Bahaya Kehamilan
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah tanda – tanda bahaya yang terjadi selama kehamilan baik pada awal kehamilan maupun akhir yang memerlukan penanganan segera.

Tanda – tanda bahaya kehamilan :
1.         Perdarahan vagina
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada masa awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting disekitar waktu pertama terlambat haid, karena terjadinya implantasi. Pada waktu lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin pertanda dari servik yang rapuh    ( erosi ), mungkin normal atau disebabkan oleh infeksi. Perdarahan vagina yang terjadi pada wanita hamil dapat dibedakan menjadi 2 bagian :
a.     Pada awal kehamilan : abortus, mola hidatidosa dan kehamilan ektopik terganggu
b.    Pada akhir kehamilan : plasenta previa dan solutio plasenta

2.        Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan yang biasa disebabkan oleh pengaruh hormone dan keletihan.
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat adalah salah gejala preeklampsi.  Pre eklampsi biasanya juga disertai dengan penglihatan tiba-tiba hilang / kabur, bengkak / oedema pada kaki dan muka serta  nyeri pada epigastrium.

3.        Nyeri abdomen yang hebat
Nyeri abdomen yang dimaksud adalah yang tidak berhubungan dengan persalinan normal. Merupakan nyeri perut yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat bisa berarti appendicitis, abortus, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis dan infeksi kandung kemih dan lain-lain.

Nyeri abdomen bagian bawah dapat bersifat :
a.        Nyeri kuat, terus menerus dalam 3 bulan pertama. Mungkin bisa disebabkan oleh kehamilan diluar kandungan yaitu didalam tuba fallopi ( saluran sel telur ) yang dikenal dengan istilah KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU.
              Tanda dan gejala kehamilan Ektpik Terganggu ini adalah :
Ø   Terlambat datang bulan
Ø   Nyeri perut bagian bawah disatu sisi dan
Ø   Perdarahan yag sedikit dari liang vagina
Ø   Pusing, TD menurun dan nadi meningkat
Ø   Abdomen ibu terasa tegang.
b.        Nyeri kuat yang berdenyut-denyut  ( seperti kram ) pada 6 bulan pertama kehamilan bisa berarti abortus / keguguran.
c.        Nyeri kuat, terus menerus diakhir kehamilan. Bisa berarti terjadi robekan plasenta dari diding rahim. Ini sangat berbahaya dan mengancam jiwa ibu.
d.        Nyeri yang berdenyut – denyut di sekitar bulan ke 7 atau 8 bisa berarti akan mengalami persalinan yang lebih cepat.

4.        Bayi kurang bergerak seperti biasa
Ibu mulai merasakan gerakan bayinya selama bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah.Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam. Biasanya diukur dalam waktu selama 12 jam yaitu sebayak . 10 kali.

5.        Keluar air ketuban sebelum waktunya ( ketuban pecah dini )
Dapat diidentifikasi dengan keluarnya cairan mendadak disertai bau yang khas.
Adanya kemungkinan infeksi dalam rahim dan  persalinan prematuritas yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi..
Ketuban pecah dini yang disertai kelainan letak akan mempersulit persalinan yang
dilakukan ditempat dengan fasilitas belum memadai.

6.        Muntah terus – menerus (hiperemisis gravidarum )
Terdapat muntah yang terus-menerus yang menimbulkan gangguan kehidupan sehari-hari dan dehidrasi.
Gejala – gejala hiperemisis lainnya :
Ø  Nafsu makan menurun
Ø  Berat badan menurun
Ø  Nyeri daerah epigastrium
Ø  Tekanan darah menurun dan nadi meningkat
Ø  Lidah kering
Ø  Mata nampak cekung

7.        Anemia.
Pembagian anemia :
a.        Anemia ringan               : 9 – 10 gr %
b.        Anemia sedang              : 7 – 8   gr %
c.        Anemia berat                : < 7  gr %
Pengaruh anemia pada kehamilan dapat terjadi abortus, partus prematurus, IUGR, infeksi, hiperemisis gravidarum dan lain-lain.
Anemia ditandai dengan :
a.        bagian dalam kelopak mata , lidah. Dan kuku pucat.
b.        Lemah dan merasa lelah
c.        Kunang-kunang.
d.        Nafas pendek-pendek
e.        Nadi meningkat
f.        Pingsan

8.        Demam
Demam tinggi, terutama yang diikuti dengan tubuh menggigil, rasa sakit seluruh tubuh, sangat pusing biasanya disebabkan oleh malaria.
Pengaruh malaria terhadap kehamilan :
a.        Memecahkan butir darah merah sehingga menimbulkan anemia.
b.        Infeksi plasenta dapat menghalangi pertukaran dan menyalurkan nutrisi ke janin
c.        Panas badan tinggi merangsang terjadi kontraksi rahim.
Akibat gangguan tersebut dapat terjadi keguguran, persalinan prematuritas, dismaturitas, kematian neonatus tinggi, kala II memanjang dan retensio plasenta.

9.        Kejang
Merupakan gejala lanjut dari pre eklampsi.

KESIMPULAN
Dari uraian diatas dapat dilihat  macam – macam tanda – tanda bahaya yang terjadi selama kehamilan yang sangat membahayakan ibu hamil sendiri jika tidak dilakukan pengambilan keputusan klinik atau penanganan segera terhadap ibu hamil tersebut. Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan masalah kebidanan harus dapat mengenali dan mendeteksi secara dini sehingga dapat dilakukan penatalaksanaan dengan baik dan benar sesuai dengan standarnya
   Pada  setiap kunjungan antenatal, bidan juga harus menjelaskan dan mengajarkan kepada ibu – ibu hamil bagaimana mengenali tanda-tanda bahaya yang terjadi selama kehamilan
Tanda – tanda bahaya selama kehamilan yang dimaksud diatas adalah :
Ø   Perdarahan pervaginam
Ø   Sakit kepaal yang hebat dan menetap
Ø   Nyeri abdomen yang heba
Ø   Bayi kurang bergerak
Ø   Muntah yang terus-menerus
Ø   Ketuban pecah dini
Ø   Anemia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar