Minggu, 05 April 2015

PEMBERIAN OBAT






Cara Pemberian Obat

.
Pemberian obat yang aman dan akurat adalah tanggung jawab penting bagi seorang perawat. Meskipun obat menguntungkan, namun bukan berarti tanpa reaksi yang merugikan. Sebagai seorang perawat harus mengetahui prinsip-prinsip dalam pemberian obat secara aman yang dikenal dengan prinsip enam benar.
cara-pemberian-obat
Dalam mengkonsumsi obat, ditemukan banyak cara yang dapat dilakukan tergantung delegasi dokter. Berikut ini adalah beberapa cara pemberian obat :

  • Oral
  • Sublingual
  • Inhalasi
  • Rektal
  • Pervaginam
  • Perenteral
  • Topikal/lokal
Oral
Adalah obat yang cara pemberiannya melalui mulut. Untuk cara pemberian obat ini relatif aman, praktis dan ekonomis. Kelemahan dari pemberian obat secara oral adalah efek yang timbul biasanya lambat, tidak efektif jika pengguna sering muntah-muntah, diare, tidak sabar, tidak kooperatif, kurang disukai jika rasanya pahit.
Sublingual
Adalah obat yang cara pemberiannya ditaruh di bawah lidah. Tujuannya adalah agar efek yang ditimbulkan bisa lebih cepat karena pembuluh darah di bawah lidah merupakan pusat dari sakit. Kelebihan dari cara pemberian obat dengan sublingual adalah efek obat akan terasa lebih cepat dan kerusakan obat pada saluran cerna dan metabolisme di dinding usus dan hati dapat dihindari.
Inhalasi
Adalah obat yang cara pemberiannya melalui saluran pernafasan. Kelebihan dari pemberian obat dengan cara inhalasi adalah absorpsi terjadi cepat dan homogen, kadar obat dapat terkontrol, terhindar dari efek lintas pertama dan dapat diberikan langsung kepada bronkus. Untuk obat yang diberikan dengan cara inhalasi dalam bentuk gas atau uap yang akan diabsorpsi dengan cepat melalui alveoli paru-paru serta membran mukosa pada saluran pernapasan.
Rektal
Adalah obat yang cara pemberiannya  melalui dubur atau anus. Maksudnya adalah mempercepat kerja obat serta bersifat lokal dan sistematik.
Pervaginam
Untuk obat ini bentuknya hampir sama atau menyerupai obat yang diberikan secara rektal, hanya saja dimasukan ke dalam vagina.
Parenteral
Adalah obat yang cara pemberiaannya tanpa melalui mulut (tanpa melalui saluran pencernaan) tetapi langsung ke pembuluh darah. Misalnya sediaan injeksi atau suntikan. Tujuannya adalah agar dapat langsung menuju sasaran. Kelebihannya bisa untuk pasien yang tidak sadar, sering muntah dan tidak kooperatif. Akan tetapi cara pemberian obat dengan cara ini kurang aman karena jika sudah disuntikan ke dalam tubuh tidak bisa dikeluarkan lagi jika terjadi kesalahan.
a.Intravena (IV)
Tidak ada fase absorpsi dalam pemberian obat secara intravena karena obat langsung masuk ke dalam vena, “onset of action” cepat, efisien, bioavailabilitas 100 %, baik untuk obat yang menyebabkan iritasi kalau diberikan dengan cara lain, biasanya berupa infus kontinu untuk obat yang waktu-paruhnya pendek (Joenoes, 2002).
b.Intramuskular (IM)
“Onset of action” pemberian obat secara intramusculer bervariasi, berupa larutan dalam air yang lebih cepat diabsorpsi daripada obat berupa larutan dalam minyak, dan juga obat dalam sediaan suspensi, kemudian memiliki kecepatan penyerapan obat yang sangat tergantung pada besar kecilnya partikel yang tersuspensi: semakin kecil partikel, semakin cepat proses absorpsi (Joenoes, 2002).
c.Subkutan (SC)
“Onset of action” lebih cepat daripada sediaan suspensi, determinan dari kecepatan absorpsi ialah total luas permukaan dimana terjadi penyerapan, menyebabkan konstriksi pembuluh darah lokal sehingga difusi obat tertahan/diperlama, obat dapat dipercepat dengan menambahkan hyaluronidase, suatu enzim yang memecah mukopolisakarida dari matriks jaringan (Joenoes, 2002).

Reaksi Obat


Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh obat akan bekerja sesuai proses kimiawi, melalui suatu reaksi obat. Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh yakni suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi setengah dari kadar puncak obat dalam tubuh.

Faktor Yang Mempengaruhi reaksi obat antara lain adalah sebagai berikut :
  1. Absorbsi obat.
  2. Distribusi obat.
  3. Metabolisme obat.
  4. Eksresi sisa obat.

Prinsip Enam Benar Pemberian Obat

Ada beberapa prinsip dalam pemeberian obat yang perlu diperhatikan. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
  1. Tepat Obat.
  2. Tepat Dosis.
  3. Tepat Pasien.
  4. Tepat Cara Metoda Pemberian Obat.
  5. Tepat Waktu.
  6. Tepat Dokumentasi.

Tehnik Pemberian Obat


Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara di antiaranya: oral, parenteral, rektal, vaginal, kulit, mata, telinga dan hidung, dengan menggunakan prinsip lima tepat yakni tepat nama pasien, tepat nama obat, tepat dosis obat, tepat cara pemberian dan tepat waktu pemberian.


Pemberian Obat per Oral
Merupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.
Alat dan Bahan:
1. Daftar buku obat/ catatan, jadual pemberian obat.
2. Obat dan tempatnya.
3. Air minum dalam tempatnya.

Prosedur Kerja:
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Baca obat, dengan berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu dan tepat tempat.
4. Bantu untuk meminumkannya dengan cara:
  • Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.
  • Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campur dengan minuman.
  • Kaji denyut nadi dan tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan pengkajian.
5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian, dan evaluasi respon terhadap obat dengan mencatat hasil pemberian obat.
6. Cuci tangan.


Pemberian Obat Per Oral/ Sublingual
Pemberian Obat Per oral
            Pemberian obat per oral merupakan cara yang paling banyak dipakai karena merupakan cara yang paling mudah, murah, aman, dan nyaman bagi pasien. Berbagai bentuk obat dapat diberikan secara oral baik dalam bentuk tablet, sirup, kapsul atau puyer. Untuk membantu absorbsi, maka pemberian obat per oral dapat disertai dengan pemberian setengah gelas air atau cairan yang lain (Gbr. 40-2).
            Kelemahan dari pemberian obat per oral adalah pada aksinya yang lambat sehingga cara ini tidak dapat dipakai pada keadaan gawat. Obat yang diberikan per oral biasanya membutuhkan waktu 30 sampai dengan 45 menit sebelum diabsorbsi dan efek puncaknya dicapai setelah 1 sampai 1jam. Rasa dan bau obat yang tidak enak sering menganggu pasien. Cara per oral tidak dapat dipakai pada pasien yang  mengalami mual- mual, muntah, semi koma, pasien yang akan menjalani pengisapan cairan lambung serta pada pasien yang mempunyai gangguan menelan.
            Beberapa jenis obat dapat mengakibatkan iritasi lambung dan menyebabkan muntah (missal garam besi dan salisilat). Untuk mencegah hal ini, obat dipersiapkan dalam bentuk kapsul yang diharapkan tetap utuh dalam suasana asam di lambung, tetapi menjadi hancur pada suasana netral atau basa di usus. Dalam memberikan obat jenis ini, bungkus kapsul tidak boleh dibuka, obat tidak boleh dikunyah dan pasien diberi tahu untuk tidak minum antacid atau susu sekurang- kurangnya satu jam setelah minum obat.
            Apabila obat dikemas dalam bentuk sirup, maka pemberian harus dilakukan dengan cara yang paling nyaman khususnya untuk obat yang pahit atau rasanya tidak enak. Pasien dapat diberi minuman sirup pasien (es) sebelum minum sirup tersebut. Sesudah minum sirup pasien dapat diberi minum, pencuci mulut atau kembang gula.


Gambar 4-2. Persiapan pemberian obat per oral.
Persiapan obat per oral dan cara lainnya merupakan hal yang penting. A, Kartu pesanan obat harus diperiksa secara hati- hati tentang pesanan obatnya. Sebelum mengambil/ mengeluarkan obat, perawat harus mencocokkan kartu pesanan obat dengan label pada botol kemasan obat. Setiap label harus dibaca tiga kali untuk menyakinkan obat yang diberi (1) Pada saat botol obat diambil dari almari, (2) Pada saat mencocokkan dengan kartu pesanan obat, (3) Pada saat dikembalikan. B, Obat dalam bentuk cair dituangkan menjauhi sisi label, sejajar dengan mata pada permukaan yang datar. Sebelum mengembalikan obat ke dalam almari atau lemari es, perawat harus mengusap bibir botol sehingga obat tidak lengket atau merusak label. C, Tablet dan kapsul dikeluarkan dari botolnya pada tutupnya kemudian pada mangkok yang dialasi kertas untuk diberikan pada pasien. Kapsul dan tablet tidak boleh dipegang. (Diadaptasikan dari :Pagliaro, 1986, Pharmacologic Aspects of Nursing, The CV Mosby co, St Louis).
Cara kerja pemberian obat per oral
Peralatan :
1.      Baki berisi obat- obatan atau kereta sorong obat- obat (tergantung sarana yang ada)
2.      Kartu rencana pengobatan
3.      Cangkir disposable untuk tempat obat
4.      Martil dan lumping penggerus (bila diperlukan).
Tahap kerja :
1.      Siapan peralatan dan cuci tangan
2.      Kaji kemammpuan pasien untuk dapat minum obat per oral (kemapuan menelan, mual dan muntah, akan dilakuakn penghisapan caiaran lambung, atau tidak boleh makan/ minum).
3.      Periksa kembali order pengobatan (nama pasien,nama dan dosis obat, waktu dan cara pemberian). Bila ada keragu- raguan laporkan ke perawat jaga atau dokter.
4.      Ambil obat sesuai yang diperlukan (Baca order pengobatan dan ambil obat di almari, rak atau lemari es sesuai yang di perlukan).
5.      Siapkan obat- obatan yang akan diberikan (gunakan teknik asptik, jangan menyentuh obat dan cocokkan dengan order pengobatan) (lihat Gbr. 4-1).
6.      Berikan obat pada waktu dan cara yang benar yaitu dengan cara :
§         Yakin bahwa tidak pada pasien yang salah
§         Atur posisi pasien duduk bila mungkin
§         Berikan cairan/ aiar yang cukup untuk membantu menelan, bila sulit menelan anjurkan pasien meletakkan obat di lidah bagian belakang, kemudian pasien dianjurkan minum.
§         Bila obat mempunyai rasa tidak enak, beri pasien berapa butir es batu untuk diisap sebelumnya, atau berikan obat dengan menggunakan lumatan apael atau pisang.
§         Tetap bersama pasien sampai obat ditelan. 
7.      Catat tindakkan yang telah dilakukan meliputi nama dan dosis obat yang diberikan, setiap keluhan dan hasil pengkajian pada pasien. Bila obat tidak dapat masuk, catat secara jelas dan tulis tanda tangan anda dengan jelas.
8.      Kemudian semua peralatan yang dipakai dengan tepat dan benar kemudian cuci tangan.
9.      Lakukan evaluasi mengenai efek obat pada pasien kurang lebih 30 menit sewaktu pemberian.
Pemberian Secara Sublingual
Obat dapat diberikan pada pasien secara sublingual yaitu dengan cara meletakkan obat di bawah lidah. Meskipun cara ini jarang dilakukan, namun perawat harus mampu melakukannya. Dengan cara ini, aksi kerja obat lebih cepat yaitu setelah hancur di bawah lidah maka obat segera mengalami absorbsi ke dalam pembuluh darah. Cara ini juga mudah dilakukan dan pasien tidak mengalami kesakitan. Pasien diberitahu untuk tidak menelan obat karena bila ditelan, obat menjadi tidak aktif oleh adanya proses kimiawi dengan cairan lambung. Untuk mencegah obat tidak di telan, maka pasien diberitahu untuk membiarkan obat tetap di bawah lidah sampai obat menjadi hancur dan terserap. Obat yang sering diberikan dengan cara ini adalah nitrogliserin yaitu obat vasodilator yang mempunyai efek vasodilatasi pembuluh darah. Obat ini banyak diberikan pada pada pasien yang mengalami nyeri dada akibat angina pectoris. Dengan cara sublingual, obat bereaksi dalam satu menit dan pasien dapat merasakan efeknya dalam waktu tiga menit (Rodman dan Smith, 1979).

Prinsip dalam Pemberian Obat

Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam keperawatan merupakan bagian dari tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang di laksanakans secara tim. Perawat melakukan fungsi kolaboratif dalam memberikan tindakan pengobatan secara medis (terapi medis).
PEMBERIAN OBAT:
Pemberian obat kepada pasien terdapat beberapa cara,yaitu melalui rute oral, parenteral, rektal, vaginal, kulit, mata, telinga dan hidung.
Dalam pemberian obat ada beberapa hal yang harus di perhatikan demi meminimalisir kesalahan di antaranya :
Prinsip 6 benar pemberian obat:
1.Benar pasien
Sebelum memberikan obat cek kembali identitas pasien.
2. Benar obat
Selum memberikan obat kepada pasien, label pada botol atau kemasan harus di periksa minimal 3 kali.
3. Benar dosis
Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa dosis obat dengan hati-hati dan teliti, jika ragu perawat harus berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum di lanjutkan ke pasien.
4. Benar cara/rute
Ada banyak rute/cara dalam memberikan obat, perawat harus teliti dan berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan pemberian obat.
5. Benar waktu
Ketepatan waktu sangat penting khususnya bagi obat yang efektivitas tergantung untuk mencapai atau mempertahankan darah yang memadai, ada beberapa obat yang diminum sesudah atau sebelum makan, juga dalam pemberian antibiotik tidak oleh di berikan bersamaan dengan susu, karna susu dapat mengikat sebagian besar obat itu,sebelum dapat di serap tubuh.
6. Benar dokumentasi
Setelah obat itu di berikan kita harus mendokumentasikan dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu di berikan, dan jika pasien menolak pemberian obat maka harus di dokumentasikan juga alasan pasien menolak pemberian obat.
TUJUAN PEMBERIAN OBAT:
Memberikan obat sesuai dengan prosedur agar mendapatkan efek obat yang di inginkan dan bisa memberikan efek penyembuhan terhadap suatu penyakit ataupun keluhan yang di rasakan oleh seseorang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar