.1 Pengertian
NGT
Terdisi dari dua kata
dari bahasa latin dan bahasa yunani, naso
adalah suatu kata ygang berhubungan dengan hidung dan berasal dari latin Nasus untuk
hidung atau moncong hidung. Gastrick berasal dari bahasa yunani Gagster yang artinya the paunch ( perut gendut
) atau yang berhubungan dgn perut. Istilah Nasogastric bukanlah istilah kuno
melainkan sudah disebuj pada tahun 1942. Selang Nasogastrick atau NGT adalah
suatu selang yang dimasukan melalui hidung sampai kelambung. Sering digunakan
seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan, cairan, dan obat-obatan
secara oral. Juga digunakan untuk mengeluarkan isì lambung.
NGT (Naso Gastric Tube)
adalah suatu tindakan keperawatan yang diberian pada klien yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan nutrisi secara oral atau tidak mampu menelan makanan dengan car
memberikan makanan langsung ke lambung (Gaster) dengan selang yang dimasukkan
dari hidung (Naso). Ukuran NGT diantaranya di bagi menjadi 3 kategori
yaitu:
a.
Dewasa ukurannya 16-18 Fr
b.
Anak-anak ukurannya 12-14 Fr
c.
Bayi ukuran 6 Fr
Indikasi pemasangan NGT
Indikasi pasien yang di pasang NGT
adalah diantaranya sebagai berikut:
a.
Pasien tidak sadar
b.
Pasien Karena kesulitan menelan
c.
Pasien yang keracunan
d.
Pasien yang muntah darah
e.
Pasien Pra atau Post operasi esofagus atau mulut.
ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengkajian
pengkajian berfokus pada riwayat masalah sinus atau nesal, adanya distensi
abdomen, ukuran NGT yang digunakan sebelumnya (jika ada) Bioadata pasien :
nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan dan diagnosa medis.
Riwayat kesehatan : Sekarang dan masa lalu. Kondisi kesehatan saat ini. Pemeriksaan
fisìk : kesadaran umum dan tanda tanda vital. Data Penunjang : oxygen Saturatation
dan Chest X-ray.
2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan pemasangan NGT adalah :
2. Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan pemasangan NGT adalah :
a)
Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan.
b)
Gangguan rasa nyaman : mual dan muntah.
c)
Kurang pengetahuan.
3.
Perencanaan secara umum
Perencanaan
untuk pemasangan NGT sesuai dengan tujuan dan manfaat tindakan indikasì dan
kontraindikasi. Perencanaan Keperawatan bertujuan untuk menghindari beberarapa
komplikasi:
1. Komplikasi
Mekanis bersihkan sonde dengan menyemprotkan air sedikitnya tiap 24 jam agar
tidak terjadi sumbatan pada lumen NGT. Letakan sonde pada hidung pasien dengan
plaster tanpa menimbulkan rasa sakit dan tinggikan kepala pasien untuk
menghindarì dislokasi sonde.
2.
Komplikasi pulmonal untuk menghìndari anpirasi kecepatan aliran nutrisi tidak
boleh terlalu tinggi, letak sonde mulai hidung sampai kelambung harus sempurna.
3.
Komplikasi yang disebabkan oleh tidak sempurnanya kedudukan sonde. Sonde
sebelum dipasang harus diukur secara individual, letakan dengan sempurna,
pastikan NGT tidak bergeser.
4.
Komplikasì akibat zat nutrisi. Komplikasi metabolic hiperglikemia dan
komplikasi di usus ( diare, perut terasa perih, rasa mual terutama pada masa
permulaan pemberian nutrìsi ).
EVALUASI
Setelah melakukan proses keperawatan baik dari hari hasil pengkajian, diagnosa dan perencanaan NGT perlu dikaji hasil yang diharapkan sudah tercapaì atau belum, pengkajian yang terus menerus terhadap kriteria hasìl yang diharapkan sehingga tercapai tindakan keperawatan yang berkualitas.
1. Tidak terjadi komplikasì aspirasi, pasal irrìtation epistaxis, esophagotracheal fistula sebagai dampak dari pemasangan NGT.
2. Tingkat pengetahuan pasien dan keluarga bertambah biasa diajak kerjasama dalam melakukan asuhan keperawatan secara utuh.
3. Kebutuhan pasien terpenuhi secara adekuat ( Nutrisi dan Cairan ).
Setelah melakukan proses keperawatan baik dari hari hasil pengkajian, diagnosa dan perencanaan NGT perlu dikaji hasil yang diharapkan sudah tercapaì atau belum, pengkajian yang terus menerus terhadap kriteria hasìl yang diharapkan sehingga tercapai tindakan keperawatan yang berkualitas.
1. Tidak terjadi komplikasì aspirasi, pasal irrìtation epistaxis, esophagotracheal fistula sebagai dampak dari pemasangan NGT.
2. Tingkat pengetahuan pasien dan keluarga bertambah biasa diajak kerjasama dalam melakukan asuhan keperawatan secara utuh.
3. Kebutuhan pasien terpenuhi secara adekuat ( Nutrisi dan Cairan ).
2. Tujuan Pemasangan NGT
Tujuan dari pemasangan NGT adalah sebagai berikut:
a.
Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan
pasien yang mengalami kesulitan menelan
b.
Mencegah terjadinya atropi esophagus/lambung pada
pasien tidak sadar
c.
Untuk melakukan kumbah lambung pada pasien keracunan
d.
Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami
muntah darah atau pendarahan pada lambung
3 Pemasangan NGT
1. Pemasangan
NGT pada anak
a. Persiapan alat
1. baki dan
alas
2. NGT sesuai
kebutuhan (bayi no. 5-8 dan anak no. 10-14)
3. Spuit 10-20
cc
4. Serbet makan
5. Kain alas
6. Nierbeken
7. Plester dan
gunting
8. Makanan cair
yang hangat sesuai kebutuhan
9. Air matang
dalam tempatnya
10. Obat yang
telah dicairkan (bila perlu)
b. Prosedur
1.
Membacakan catatan keperawatan dan catatan medis klien
2.
Menyiapkan alat-alat dan privasi ruangan
3.
Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan kepada
klien/keluarga
4.
Mencuci tangan
5.
Anak diatur dalam posisi semi fowler. Pada anak yang
gelisah bila tidak ada orang lain yang membantu pasang restrain, pada bayi di
bedong
- Meningkatkan kemampuan klien untuk menelan
6.
Meletakkan kain alas di bawah kepala bayi/anak
- Pemasangan selang dapat menyebabkan keluarnya air mata atau muntah
7.
Serbet makan dipasang di atas dada. Nierbeken diletakkan
disamping pipi
- Agar tidak mengotori pakaian klien. Pemasangan selang dapat menyebabkan
keluarnya air mata
8.
Membersihkan lubang hidung
9.
Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan
menggunakan :
- Metode
tradisional
Untuk jarak dari puncak lubang hidung ke dalam telinga
bawah dan ke prosesus xipoideus di sternum
- Metode
Hanson
Mula-mula tandai 50 cm pada selang kemudian lakukan
pengukuran dengan metode tradisional. Slang yang akan dimasukkan pertengahan
antara 50 cm dan tanda tradisional
10. Memberi
tanda pada panjang selang yang sudah diukur dengan menggunakan plester
11. Mengoleskan
jeli pada NGT
-
Pelumasan menurunkan friksi
antar membrane mukosa dengan selang
12. Memasukkan
pipa lambung ke dalam salah satu lubang hidung sampai batas yang telah ditentukan
13. Melanjutkan
memasukkan selang sepanjang rongga hidung. Jika terasa agak tertahan, memutar
selang dan tidak dipaksakan untuk dimasukkan.
- Meminimalkan ketidaknyamanan akibat pemasangan NGT. Dengan memasukkan
selang dengan cara memutar dan sedikit menarik, ujung selang akan mudah masuk
ke faring.
14. Memeriksa
ketepatan pipa masuk ke dalam lambung dengan cara:
-
Menghisap cairan lambung dengan spuit
-
Mendengarkan melalui stetoskop sementara melalui pipa
dimasukkan udara 2-3 cc dengan spuit
-
Mencegah selang masuk ke sistem pernafasan
15. Menambatkan
pipa lambung dengan plester
16. Spuit
dipasang pada pangkal pipa kemudian udara di hisap kembali
17. Memberi
kenyamanan pada anak selama pemberian makan
- Memberi kenyamanan akan mengurangi kecemasan.
18. Menuangkan
sedikit air matang (2-5 cc) di susul dengan makanan cair melalui pinggir
spuit
19. Bila
makanan cair sudah habis, menuangkan lagi sedikit air matang
20. Setelah
selesai memberi makan, memposisikan anak dalam keadaan semi fowler dan memiringkan
ke kanan selama setengah jam. Pada bayi, setelah pemberian makanan melalui
pipa, bayi diangkat dan punggungnya di tepuk-tepuk kemudian dibaringkan
miring
- Meminimalisir
terjadinya muntah
21. Alat-alat
dibersihkan, dirapikan dan dikembalikan ke tempat semula.
22. Perawat
mencuci tangan
23. Memcatat macam
dan jumlah makanan cair yang diberikan
24. Observasi
keadaan umum selanjutnya
2. Pemasangan
NGT pada dewasa
a.
Persiapan alat :
1.
NGT dengan nomor tertentu sesuai dengan usia pasien
2.
Jelly yang larut dalam air
3.
Tongue spatel
4.
Sarung tangan
5.
Spuit ukuran 50-100cc
6.
Stetoskop
7.
Handuk
8.
Tisu
9.
Bengkok
b.
Prosedur :
1.
Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuan
2.
Dekatkan alat-alat ke pasien
3.
Cuci tangan
4.
Atur posisi pasien dalam posisi high fowler
5.
Pasang handuk pada dada pasien dan tisu
6.
Cek kondisi lubang hidung pasien, perhatikan adanya
sumbatan
7.
Kenakan sarung tangan
8.
Untuk menentukan insersi NGT, instruksikan pasien
untuk rileks dan bernafas secara normal dengan menutup salah satu lubang
hidung. kemudian ulangi pada lubang hidung lainnya.
9.
Ukur panjang tube yang akan dimasukan dengan
menggunakan metode
a. Metode
tradisional:
Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga dan ke prosessus xipoideus di sternum.
Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga dan ke prosessus xipoideus di sternum.
b. Metode
Hanson:
Mula-mula tandai 50cm pada tube, kemudian lakukan pengukuran dengan metode tradisional. Selang yang akan dimasukkan pertengahan antara 50cm dengan tanda tradisional.
Mula-mula tandai 50cm pada tube, kemudian lakukan pengukuran dengan metode tradisional. Selang yang akan dimasukkan pertengahan antara 50cm dengan tanda tradisional.
10.
Beri tanda pada panjang selang yang sudah di ukur
dengan plester
11.
Olesi jelly pada NGT sepanjang 10-20cm
12.
Informasikan kepada pasien bahwa selang dimasukan dan
instrusikan pasien untuk mengatur posisi kepala ekstensi
13.
Bila selang sudah melewati nasofaring (kira-kira 3-4
cm), instruksikan pasien untuk menekuk leher dan menelan
14.
Jika sudah selesai memasang NGT periksa letak selang
dengan cara : pasang spuit yang telah ditarik pendorongnya pada 10-20 ml udara,
pada ujung NGT. Letakkan steteskop pada daerah gaster, kemudian suntikan spuit
tersebut. Jika pada auskultasi terdengar suara hentakan udara, berarti selang
NGT masuk kedalam lambung. Aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung dengan
menggunakan spuit. Masukan ujung bagian luar selang NGT kedalam mangkok yang
berisi air. Jika ada gelembung udara, berarti masuk kedalam paru-paru, jika
tidak ada gelembung udara, berarti masuk kedalam lambung.
15.
Fiksasi selang NGT dengan plester dan hindari
penekanan pada hidung
16.
Tutup ujung luar NGT
17.
Evaluasi pasien setelah terpasang NGT
18.
Rapikan alat-alat
19.
Cuci tangan
20.
Dokumentasikan hasil tindakan ini pada catatan
perawatan CARA PEMASANGAN NASOGASTRIK TUBE (NGT)
INDIKASI
- Aspirasi cairan lambung
- Untuk memasukkan nutrisi atau makanan bagi pasien yang sulit menelan.
- Untuk mendiagnosis suatu penyakit
- Bilas lambung pada keracunan
- Pasien dengan trauma cervical
- Pasien dengan fraktur facialis
- Pasien dengan varises oesophagus
- Selang nasogastrik tube
- Jelly
- Pinset steril
- Sarung tangan
- Stetoskop
- Spoit 10cc
- Plester
- Senter kecil
- Mintalah persetujuan pasien sebelum melakukan tindakan pemasangan NGT. Jelaskan kepada pasien tentang tujuan pemasangan, proses pemasangan, serta alat yang digunakan
- Persiapkan alat dan bahannya. Setelah itu letakkan di tempat yang mudah dijangkau.
- Cuci tangan rutin. Gunakan sarung tangan.
- Posisikan pasien. Jika pasien dalam keadaan sadar, posisikan pasien setengah berbaring. Namun jika pasien dalam keadaan tidak sadar, posisikan pasien dalam keadaan berbaring, kepala diangkat sedikit atau diberi pengganjal agar lurus.
- Perhatikan cavum nasi (rongga hidung) pasien, apakah ada polip, benda asing, yang menyebabkan sumbatan pada hidung
- Pilihlah cavum nasi yang paling longgar untuk selang NGT masuk.
- Ukurlah panjang selang yang akan dimasukkan mulai dari puncak hidung ke telinga, lalu dari telinga ke Proc. Xiphoideus. Berikan tanda
- Oleskan selang dengan jelly
- Jepit selang dengan pinset dan masukkan perlahan ke dalam cavum nasi, jika terjadi tahanan, instruksikan pasien untuk menelan agar epiglottis terbuka.
- Setelah selang NGT masuk mencapi tanda yang telah diukur tadi, ujilah apakah selang telah masuk ke dalam lambung dengan cara isilah udara ke dalam spoit 10cc lalu hembuskan secara cepat ke dalam selang NGT lalu dengarkan dengan stetoskop yang telah diletakkan pada epigastrium. Jika terdengar bunyi suara, berarti selang telah masuk ke dalam lambung. Tes ini wajib dilakukan karena ditakutkan NGT masuk ke dalam paru-paru yang dapat menyebabkan aspirasi.
- Rekatkan NGT dengan menggunakan plester, plester jangan sampai menutupi rongga hidung.
- Jika cairan lambung banyak yang keluar, maka berikanlah wadah penampungan.
- Selang harus diganti setiap 10 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar